Selasa, 21 Desember 2010

akan datang waktunya

semenjak saya terus saya berfikir untuk menghentikan langkah saya pada satu alur hidup yang dibeberapa saat lalu membuat saya seakan lupa pada realitas yang membutuhkan ruang kompromi semenjak itu pula saya mulai jadi agak pemilih. Atau sebenarnya bukan pemilih, saya menjadi semakin apatis. Apatis dengan sekitar saya. Karena ruang kompromi yang saya bangun, pelan-pelan ternyata membuat saya harus terfokus dengan kepentingan pribadi. Saya agaknya kebingungan memilih kata yang pas, yang menggambarkan keadaan saya sekarang. Jika saya memilih yang satu saya harus melepaskan yang lain, jika saya menetapkan konsentrasi pada sesuatu maka akan mebuyarkan yang lain Jadi harus bagaimana???

Senin, 20 Desember 2010

saya cinta kafein dan nikotin

Malam yang hampir seperti biasa, hanya saja saya agak sibuk dengan beberapa hal tentang pekerjaan. Menulis dan terus menulis. Kemarin malam saya tidak tidur dengan alasan sama. Sebuah karya ilmiah pelengkap syarat kelulusan. Saya masih heran kenapa syaratnya harus dengan menulis (you know what). Memang institusi pendidikan ini semakin absurb adanya. Tapi bukan itu yang akan saya bicarakan.


Sebuah semangat datang dari sepuntung rokok dan secangkir kopi buatan Angga. ya, hanya itu yang akan tersisa ketika hampir pagi. Cuma keduanya yang setia memberondong sekian banyak peluru sorak-sorai nan riuh dalam nadi saya. Yang mungkin sebenarnya, anggota tubuh yang lain ingin berhenti sejenak untuk menghancurkan sel dan membuatnya kembali, proses metabolisme yang bersyaratkan pejaman mata. Tapi saya tidak memilihnya, biarkan proses itu tidak sempurna, setidaknya beberapa malam belakangan dan beberapa malam yang akan datang. Ada hal yang harus saya selesaikan.




Beberapa hari yang akan datang saya pasti akan bilang " terimakasih nikotin dan bercangkir-cangkir kafein yang telah membuat saya menyelesaikan apa yang harus saya selesaikan dan terimakasih sekali untuk yang tak pernah bosan membuatkannya"

Rabu, 15 Desember 2010

Antara Aku dan "Om"

Om adalah meditasi, Om adalah kesucian diri kita, Om adalah hidup kita sehari-hari, Om adalah aspirasi kita kepada Yang Maha Esa, kepada Sang Kreshna Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Om adalah setiap tindakan kita yang tanpa pamrih, tanpa keserakahan dan motivasi apapun juga. Hadirkan diri kita secara suci-bersih di hadapan setiap hal, tindakan dan kewajiban kita dengan memulai kata Om selalulah menghayatiNya dengan tulus dan murni.

Semenjak beberapa waktu yang lalu, saya berfikir untuk men tatto. Memang dengan tiba-tiba pikiran itu muncul. Terkesan tanpa alasan. Satu-satunya hal ketika ditanya mengapa. Ya karena ingin saja. Saya kemudian semakin sering searching desain tatto. Tak ada satu pun yang cocok di hati. memilih tatto seperti memilih teman hidup saya rasa. 
Suatu hari saya membongkar koleksi buku saya, kebetulan saya menemukan sebuah novel sekuel kedua Supernovanya karya  "Dee".  Saya jadi ingat bagaimana saya memperoleh novel berjudul Akar itu. 
Saya memperolehnya dari seorang pedagang penjual buku-buku bekas di pasar Klithikan. Novel yang saya dapatkan adalah cetakan pertama Akar yang masih menggunakan lambang "Om " pada bagian covernya. 

Hingga beberapa hari novel itu nempel di tangan saya. Tidak tahu apa sebabnya saya jatuh hati pada gambarnya. Saya bilang "saya akan gambar ini di sini " sambil menunjuk pangkal tengguk. ya..Suatu saat nanti.


Selasa, 14 Desember 2010

apalah arti sebuah nama

sejam lamanya saya memikirkan nama yang bagus untuk blog baru saya. selama itu pula saya tidak sama sekali menemukan . kebanyakan ide nama telah terpakai. saya menyerah dan kemudian mengirim sms ke teman lelaki saya.
kemudian... tanpa babibu saya mengetik beberapa nama yang dia sarankan. pada akhirnya saya menggunakan nama ini. ya, satu-satunya yang tersedia dari beberapa nama yang dia berikan.


nama memang kadang tak berarti tanpa konten, tapi konten juga agaknya kurang menarik jika tanpa nama. semoga setelah ini saya terpacu untuk kembali menulis (lagi). terimakasih Partner!