Terus terang, saya lebih ingin tetap seperti apa yang sudah ada sekarang. Tidak lebih dan juga kurang. Cukup bahagia dengan batu-batu terjal, cukup tersenyum dengan mendung tebal, cukup tenang dengan segenap angin yang kurang bersahabat terkadang.
Saya rasa setiap orang punya ukuran tentang apa yang disebut bahagia. Tapi saya yakin sekali satu-satunya tujuan hidup mereka adalah mempertahankan kebahagian. Mencoba untuk tetap dalam status quo. Untuk itulah terkadang lagi seakan-akan manusia layaknya budak. Ya...budak kebahagiaan. Tapi saya rela disebut seperti itu.
Teman, saya memilih bahagia daripada kaya-raya dan (mungkin) masuk surga. Untuk itu saya rela menjalani harga yang harus saya bayar demi kebahagiaan tersebut. Sebuah kenyamanan tak hingga yang saya tidak tahu pasti bagaimana ukurannya.
selamat malam. Semoga semua makhluk di dunia ini senantiasa berbahagia...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar